Kamis, 24 Januari 2013

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan kegaiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat pahamai dan dihayati oleh orang yang sedang belajar. Di samping itu,kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks tersebut telah lama menjadi objek penelitian ilmu. Kompleksnya perilaku belajar dapat menimbulkan berbagai teori belajar. Belajar yang dihayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajarn, yang dilakukan oleh pembelajaran (guru). Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar juga  berupa perkembangan mental dan juga didorong oleh tindakan pendidikan  atau pembelajaran. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa  pembelajran. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai dampak pengiring, selanjutnya dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tndakan mendidik atau kegiatan belajar. Proses belajar siswa tersebut  menghasilkan prilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran. Ditinjau dari cara pembelajaran, maka dampak pengajaran tersebut sejalan dengan tujuan pembelajaran.
Belajar merupakan prilaku yang kompleks.Skinner misalnya  memandang prilaku belajar dari segi teramati. Oleh karna itu iya mengemukakan pentingny program pembelajaran. Gadne memandang kondisi internal belajar dan kondisi eksternal belajar yng bersifat interakatif. Oleh karna itu, seyogianya mengatur acara pembelajaran yang sesuai dengan fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki. Piaget memandang belajar sebagaiprilaku berintraksi antara individu dengan lingkungan sehingga terjadi perkembangan intelek individu. Ada empat fase perkembangan intelek, diantaranya adalah fase operasi formal, dimana siswa telah dapat berpikir abstrak sebagai orang dewasa. Oleh karna itu ia menyarankan empat langkah acara pembelajarn, yang didalamnya terdapat kegiatan prediksi, eksperimentasi, eksplanasi. Rogers mengemukakan pentiangnya guru memperhatiakan prinsip pendidikan dalanm pembelajaran. Prinsip itu adalah bahwa pebelajar memiliki kekuatan menjadi manusia, belajar hal bermakna, menjadikan bagian yang bermakna bagi dirinya, bersikap terbuka, berpartisipasi secara bertanggung jawab, belajar mengalami secara berkesinambungan dan dengan penuh kesungguhan. Ia menyarankan agar acara pembelajaran, siswa memperoleh kepercayaan diri untuk mengalami dan menemukan secara bertanggung jawab. Hal ini terjadi bila guru bertindak sebagai fasilitator
Belajar yang terjadi pada individu merupakan prilaku kompleks, tindakan intraksi pabelajar dan pembelajar yang bertujuan. Oleh karna belajar intraksi, maka belajar dapat didinamiskan. Pendinamisasian belajar terjadi oleh prilaku belajar dan liangkungan pebelajar. Dinamika pebelajar yang besifat internal, terkait dengan peningkatan hirarki ranah-ranah kognitif, afektif , maupun pesikomotorik, kesemua itu terkait dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan dinamisasi dari luar dapat berasal dari guru atau pembelajar dilingkungannya. Usaha guru mendinamisikan belajar tersebut berkenan dengan kesiapan siswa menghadapi bahan belajar, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, mengoptimalkan media dan sumber belajar, dan memaksimalkan peran sebagai pembelajar.
1.2 Tujuan
·         Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Nilai Tugas Belajar Dan Pembelajaran
·         Supaya mendalami ilmu pengetahuan belajar pembelajaran bagi mahasiswa.
1.3 Rumusan Masalah
·         Hakikat Belajar Dan Pembelajaran
§  Belajar Dan Pembelajaran
§  Tujuan Belajar Dan Pembelajaran
§  Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar Dan Pemelajaran
·         Motivasi Belajar
§  Motivasi Belajar
§  Jenis Dan Sifat Motivasi
§  Motivasi Dalam Belajar
§  Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
·         Hasil wawancara pegawai negri pemerintahan
§  Tugas Dan Fungsi pegawai pemerintahan
§  Peranan Pegawai Negri Dalam Pemerintahan




BAB II 

PEMBAHASAAN



2.1  Belajar Dan Pembelajaran
Pak ahmad adalah wali kelas tiga disuatu smp. Ia juga mengajar matematika kelas satu sampai kelas tiga. Pada minggu pertama tahun ajaran 1991/1992 ia masuk ke kelasnya. Ia menyampaikan pesan sbb:”anak-anak sekarang kamu kelas tiga. Ingat, pesan bapak dikelas satu: siswa SMP belajar selama enam semester. Belajar di SMP berarti menyiapkan diri untuk melanjutkan pelajaran di SMA, kesekolah kejuruan atau mau bekerja di masyarakat. Sekarang kita memasuki semestar kelima. Pada semester keenam akan ada Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). EBTANAS jatuh pada bulan mei. Kamu sekalian hanya mempunyai waktu belajar hanya sepuluh bulan lagi.siapa yang mau melanjutkan ke SMA? Siapa yang ke STM, SMEA atau sekolah kejuruan lain? Siapa yang mau cari kerja?Semuaya harus ingat yang di tuntut adalah lulusan SMP  yang bermutu, berdisiplin, dan sanggup belajar apa saja. Aturlah jadwal belajarmu di rumah, mari kita berjanji, bahwa semua murid IIIb ini, lulus dengan nilai tinggi. Yang ingin ke SMA dapat diterima semuanya. Yang ingin ke STM, SMEA, sekolah pertanian, SMKK diterima. Yang ingin bekerja, juga memperoleh pekerjaan. Mari kita belajar sungguh –sungguh untuk mencapai cita-cita” Ajakan pak ahmad di patuhi oleh siswa SMP  tersebut.
Kartini adalah siswa kelas tiga SMA di suatu kota. Ia anak rajin dan pandai. Sejak kelas satu SMA ia membuat jadwal belajar sendiri di rumah. Ia berkelompok belajar. Ia juga sering berkonsultasi dengan Guru Matematika, Ipa, Biologi, Bahasa Inggris, Dan Bahasa Indonesia. Pada minggu pertama kelas tiga, kartini menemui ayah, ibunya. Katini berkata sebagai berikut:”Ayah, saya ingin usul dan  mohon saran  dari ayah dan ibu. Saya ingin melanjutkan keperguruan tinggi. Tetapi, saya bingung menentukan pilihan jurusan. Rata-rata angka raportku untuk Matematika, Ipa, Biologi, Bahasa Inggris, Bahasa indonesia dan yang lain tergolong baik. Apakah saya boleh masuk ke fakultas teknik? Atau ke fakultas kedokteran? Bagaimana jika saya pilih ke fakultas sastra? Ayah ibu kartini menyarankan agar kartini berkonsultasi dengan ibu farida, seorang konselor sekolah. Setelah melewati tes bakat dan minat serta bimbingan karier, maka kartini menentukan pilihan masuk kefakultas teknik.Ia  diterima mmasuk kefakultas teknik lewat penelurusan bakat.
Kedua perstiwa tersebut adalah gejala pembelajaran dan belajar. Pak Ahamad  memberi informasi dan membuat program pembelajaran tingkat kelas. Ia juga membantu untuk membuat program sendiri. Kartini sejak semula membuat program belajar sendiri. Tetapi berkat saran orang tua dan petunjuk konselor sekolahnya, ia membuat program pembelajaran perguruan tinggi secara sadar. Diterimanya di fakultas teknik merupakan awal proses pembelajar di perguruan tinggi.
2.2 Ciri-ciri Belajar Dan Pembelajaran
            Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbu-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikn bahan belajar. Tidakan belajar tentang sesuatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.
Ø  Belajar Menurut Pandangan Skinner
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.
Ø  Belajar Menurut Pandangan Gadne
Belajar merupakan kegiatan yang komleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah: (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengelolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Ø  Belajar Menurut Pandangan Rogert
Praktek pendidikan disekoalah menitipberatkan pada pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa yang menghafalkan pelajaran.
2.3 Tujuan Belajar Dan Pembelajaran
            Belajar merupakan peristiwa sehari-hari disokalah. Belajar merupakan hal yang komleks. Komleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbu-tumbuhan, manusia dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru belajar adalah proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru.
2.4 Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses intenal siswa dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal belajar. Dari segi siswa, belajar merupakan kegiatan peningkatan kemampuan kognitif , afektif, dan psikomotorik menjadi lebih baik.
     Adapun unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran:
·         Dinamika siswa dalam belajar
Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ada beberapa ahli yang mempelajari ranah-ranah tersebut dengan hasil penggolongan kemampuan-kemampuan pada ranah kognitif,afektif, dan psikomotorik secara hirarkis. Hasil penelitian para ahli tersebut berbeda-beda. Para ahli yang mempelajari ranah-ranah kejiwaan adalah, bloom, krathwohl, dan simpson. Mereka ini menyusun penggolongan prilaku (kategori prilaku) berkenan dengan kemampuan internal dalam hubungannya dengan tujuan pengajaran.
·         Dinami guru dalam kegiatan pembelajaran
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran disekolah relatif tinggi. Peran guru tersebut terkai dengan peran siswa dalam belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media sumber belajar, dan subjek pembelajar itu sendiri.

BAB III
MOTIVASI BELAJAR
3.1  Pengertian Motivasi
            Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada pristiwa pertama motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar. Pada pristiwa kedua, motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Pada kedua pristiwa tersebut peranan guru untuk mempertinggikan motivasi belajar siswa sangat berarti. Pada peristiwa ketiga, motivasi diri siswa tergolong tinggi. Timbul pertanyaan seperti (i) kekuatan apa yang menjadi penggerak belajar siswa, (ii) berapa lama kekuatan tersebut berpengaruh dalam kegiatan belajar, dan (iii) dapatkah kekuatan tersebut dipelihara? Siswa belajar karna didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut  dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut keekuatan mental yang mendorong terjadinya  belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang mengerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar.
3.2  Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Peneliti psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang prilaku. Subjek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada yang berupa manusia. Peneliti yang mengunakan hewan adalah tergolong peneliti biologis dan behavioris. Peneliti yang menggunakan terteliti manusia adalah peneliti kognitif. Temuan ahli-ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industri, tenaga kerja, urusan pemasaran, rekruting militer, konsultasi, dan pendidikan. Para ahli brependapat bahwa prilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan  motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Adapun pentingnya motivasi belajar bagi siswa dan guru. Motivasi belajar bagi siswa adalah: (i) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, (ii) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, (iii) mengarah kegiatan belajar, (iv) membesarkan semangat belajar, dan (vi) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja(disela-selanya istirahat atau bermain
) yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.
3.3 Jenis dan sifat motivasi
            Motivasi, sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaan pendapat tersebut umumnya didasarkan pada penelitian tentang prilaku belajar pada hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:(i) motivasi primer, dan(ii)  motivasi sekunder.
Ø  Jenis motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasalnya dari biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjamani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.
Ø  Sifat motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal (ii) dari luar seseorang, yang dikenal sebagai motivasi eksternal.
3.4  Motivasi Dalam Belajar
            Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi belajar tersebut berada ditangan para guru/pendidik dan anggota masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama 9 tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas  memperkuat motivasi belajar sepangjang hayat, dan pemimpin agama sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi belajar pada anak sepanjang hayat.
3.5   Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Dapat kita ketahui bahwa motivasi belajar ada didalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersbut ada dalam jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan perbuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru mengutkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Sebagai ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya, terpengruh oleh kesaipan alat-alat indra untuk mengucap kata. Keberhasilan mengucap kata dari simbol pada huruf-huruf mendorong keinginan menyelesaikan tugas baca. (monk, 1989; singgih Gunarsa, 1990.
Ø  Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar  tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dan menyanyi dll. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
Ø  Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatiannya. Anak yang sakit akan enggan belajar. Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Siswa tersebut dengan senang hati membaca buku-buku pelajarn agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
Ø  Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat berpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergauln siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karna itu, kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya.

Daftar pustaka
Anastari, Anne.1989. Bidang-Bidang Psikologi Terapan (Terjemahan Aryatmi Siswohardjono Dkk). Jakarta: penerbit rajawali pers.
Drouin, Cecile dan dubos, Alain. 1988, Bagaimana Mengetahui Kemampuan Anak Anda. Jakarta: penerbit Metro pers.
Jalaluddin Rakhmat. 1991. Psikologi komunikasi. Bandung : remaja, Rosdakarya.
Jersild, Arthur T.. 1957. The psychology of adolescence. New jersey: The macmillan company.
Joyce, Bruce dan Weil, marsha. 1980. Madels of teaching. New jersey. Prentice –Hall Inc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar